I. MUKJIZAT
Mukjizat berasal dari bahasa Arab معجزة dari kata al-i'jaz, yang berasal dari akar kata 'ajaza, artinya melemahkan. Mukjizat "ditunjukkan" oleh Allah SWT melalui Nabi atau Raul untuk membuat suatu kaum menjadi tidak berdaya. Mukjizat merupakan sesuatu peritiwa atau kejadian sangat luar biasa sehingga manusia tidak mungkin mampu mendatangkan hal yang menyerupainya.
Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang luar biasa yang terjadi dalam diri Nabi atau Rasul Allah SWT. Mukjizat bertujuan untuk membuktikan kenabian atau kerasulan seorang Nabi atau Rasul -- bahwa benar dirinya adalah utusan Allah SWT -- yang tidak mungkin ditiru oleh siapapun, guna melemahkan segala bentuk usaha dan alasan orang-orang kafir penentang risalah para Nabi dan Rasul yang berasal dari Allah SWT, sekaligus untuk menyeru kepada umat manusia agar percaya akan keesaan Allah.
Unsur yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:
- Merupakan peristiwa atau kejadian sangat luar biasa,
- Tampak pada diri, atau hanya terjadi melalui seorang Nabi,
- Didahului oleh tantangan dari kaum yang menyangsikan kedudukan seorang Nabi,
- Tidak ada manusia tidak mampu menandingi kejadian atau peristiwa luar biasa tersebut.
Lazimnya, Nabi atau Rasul memperlihatkan mukjizat hanya pada saat-saat yang sangat dibutuhkan, misalnya untuk membela diri atau menjawab tantangan orang-orang kafir.
Dalam al-Qur’an, mukjizat biasanya disebutkan dengan kata-kata ayat atau burhan, yang berarti bukti atau keterangan yang jelas.
Allah SWT berfirman:
إِنْ نَشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ أَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِينَ
“Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.” (Q.S. Asy-Su’ara’: 4)
Setiap muslim wajib memercayai mukjizat yang dimiliki oleh Para Nabi dan Rasul. Mengingkari mukjizat Nabi dan Rasul berarti mengingkari ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri. Jadi, orang yang mengingkari mukjizat Nabi dan Rasul termasuk orang kafir.
Contoh mukjizat yang diberikan kepada Rasul Allah di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Nabi Ibrahim As
Mukjizat Nabi Ibrahim As adalah tidak hangus ketika dibakar oleh Raja Namrud. Jika orang biasa dibakar dalam kobaran api dalam suhu di atas 100' C, tentu hangus terbakar dalam sekejap. Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak terbakar sedikit pun, bahkan api terasa dingin bagi beliau.
Allah berfirman:
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
Kami berfirman, “Hai api, jadikanlah dingin dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim.” (Q.S. Al-Anbiya’:69)
2. Nabi Musa As
Nabi Musa As merupakan Nabi yang diutus untuk menyeru Bani Israil agar beriman kepada Allah. Dakwahnya ditentang oleh seorang Raja yang kejam dan durhaka kepada Allah bernama Fir’aun. Raja Fir’aun mengumpulkan para tukang sihir untuk menundukkan Nabi Musa As. Para tukang sihir tersebut melemparkan tongkat-tongkat yang ada di tangan mereka dan menjelma menjadi ular-ular yang siap menyerang Nabi Musa As.
Allah memerintahkan kepada Nabi Musa As untuk melemparkan tongkat yang biasa digunakannya untuk menggembala kambingnya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menelan habis semua ular para tukang sihir tersebut. Kisah ini termaktub dalam Al-Qur’an, Surah Thaha, ayat 19-21.
3. Nabi Muhammad Saw
Mukjizat Nabi Muhammad Saw yang utama adalah:
- Al-Qur’an yang merupakan mukjizat terbesar.
- Mi’raj ke Sidratul Muntaha dalam waktu yang singkat.
4. Nabi Saleh As
Nabi Saleh dapat mengeluarkan unta besar dari lubang batu yang sangat kecil.
5. Nabi Sulaiman As
Kisah kehebatan Nabi Sulaiman As dapat kita baca dalam surah Saba’ dan surah An-Nahl. Ia seorang nabi yang dapat berbicara dengan semua jenis binatang, termasuk dengan bangsa jin. Contohnya Ifrid. Ia juga dapat mengendalikan angin. Ia juga seorang Raja bagi manusia dan hewan, dan berhasil mengislamkan Ratu Bulqis yang sebelumnya menyembah berhala.
6. Nabi Isa As
Mukjizat Nabi Isa As adalah sebagai berikut.
- Membuat burung dari tanah dan benar-benar hidup atas izin Allah.
- Menyembuhkan orang yang buta sehingga dapat melihat lagi.
- Menyembuhkan orang yang sakit lepra.
- Menghidupkan orang yang sudah meninggal dengan izin Allah.
II. KARAMAH
Karamah berasal dari bahasa arab كرم yang berarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karomah diartikan sebagai keramat, suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaanya kepada Tuhan.
Menurut Para Ulama Sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada para wali-Nya. Wali ialah orang yang kadar iman, ketaqwaan dan amal shalehnya kepada Allah SWT di atas rata-rata manusia pada umumnya.
Allah SWT berfirman:
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْيَحْزَنُونَ۞ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ۞ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat….” (Q.S. Yunus: 62-64)
Para Ulama’ Sufi meyakini bahwa Para Wali mempunyai keistimewaan, misalnya kemampuan melihat hal-hal ghaib yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya, berjalan di atas air, atau menempuh jarak ribuan kilometer hanya dalam waktu sekejap dlsb.
Allah SWT dapat memberi karamah kepada orang beriman, takwa, dan beramal shaleh menurut kehendak-Nya.
Allah SWT dapat memberi karamah kepada orang beriman, takwa, dan beramal shaleh menurut kehendak-Nya.
- Kejadian yang Dialami Seorang Ahli Ilmu pada masa Nabi Sulaiman a.s.
Ketika Nabi Sulaiman As sedang duduk di hadapan para tentaranya yang terdiri dari manusia, hewan, dan jin, beliau meminta kepada mereka mendatangkan singgasana Ratu Bulqis. Ada seorang berilmu berkata kepada Nabi Sulaiman As -- menurut sebuah keterangan, orang yang berilmu itu bernama Asif. Perkataan orang tersebut diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya:
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Alkitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (Q.S. an-Naml: 40).
- Kejadian yang dialami Maryam binti Imran
Nabi Zakaria As menemukan makanan setiap hadir di mihrab Maryam binti Imran.
Allah berfirman:
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (Q.S. Ali Imran: 37)
Peristiwa yang disaksikan Nabi Zakaria As merupakan karamah yang dianugerahkan Allah SWT kepada Maryam binti Imran.
Allah SWT mentakdirkan bahwa pengasuh Maryam adalah pamannya sendiri, yakni Nabi Zakaria As.
III. MA’UNAH
Ma’unah berarti pertolongan. Ma’unah adalah pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang mukmin untuk mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat melebihi kemampuannya. Ma’unah terjadi pada orang-orang biasa berkat pertolongan Allah. Misalnya, orang yang terjebak dalam kobaran api yang sangat hebat, namun berkat ma’unah (pertolongan) Allah, ia selamat.
IV. IRHASH
Irhash adalah kejadian luar biasa atau hal-hal yang istimewa pada diri calon Nabi atau Rasul ketika masih kanak-kanak. Contohnya, Muhammad Saw. Selalu dinaungi awan sehingga tidak kepanasan saat melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam.
Peristiwa yang terjadi pada diri Nabi Isa As ketika beliau masih bayi dalam buaian ibunya, Maryam. Ketika masih dalam buaian, Nabi Isa As sudah dapat berbicara untuk membela Ibundanya tatkala orang-orang melecehkan mereka.
Peristiwa yang terjadi pada diri Nabi Isa As ketika beliau masih bayi dalam buaian ibunya, Maryam. Ketika masih dalam buaian, Nabi Isa As sudah dapat berbicara untuk membela Ibundanya tatkala orang-orang melecehkan mereka.
Pembicaraan Nabi Isa As ketika masih bayi itu disebutkan dalam firman Allah:
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا۞ قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا۞ وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُوَأَوْصَانِي بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا۞ وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا۞ وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا۞
“Maka dia (Maryam) menunjuk kepada anaknya, mereka berkata “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Q.S. Maryam: 29-33)
MACAM-MACAM MUKJIZAT
Menurut sifatnya, mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu mukjizathisyiah (kauniyah) dan mukjizat maknawiyah (aqliyah).
(1) Mukjizat hisyiah (kauniyah) ialah mukjizat yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dan dipegang. Mukjizat hisyiah ditujukan kepada orang biasa, yang kurang mampu menggunakan akal pikirannya secara baik. Contohnya, mukjizat Nabi Nuh As. Beliau membuat perahu untuk menghadapi banjir yang pada waktu itu tidak pernah dilakukan orang dan mustahil dapat dilakukan oleh orang biasa. Setelah perahu selesai dibuat, banjir datang dan sumber airnya datang dari tiap-tiap rumah penduduk yang kafir. Akhirnya, semua penduduk kafir tenggelam sedangkan Nabi Nuh a.s. dan para pengikutnya selamat.
(2) Mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan dipegang. Mukjizat maknawiyah hanya dapat dimengerti dan dikenal oleh orang-orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus. Contohnya mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad Saw, berupa Al-Qur’an. Tidak semua orang dapat menerima petunjuk Al-Qur’an. Hanya orang yang sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus yang sanggup menerima Al-Qur’an dengan senang hati.
Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa, salah satunya adalah dalam hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu menyusun atau merangkai kata-kata sebagaimana Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat!
Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa, salah satunya adalah dalam hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu menyusun atau merangkai kata-kata sebagaimana Al-Qur’an meskipun hanya satu ayat!
PERBEDAAN ANTARA MUKJIZAT DENGAN KARAMAH, MA'UNAH DAN IRHASH
Pada dasarnya mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sama, yaitu anugerah Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Perbedaannya terletak pada siapa yang menerimanya. Perbedaan antara mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut:
- Mukjizat diberikan kepada Para Nabi dan Rasul.
- Karamah dianugerahkan kepada Para Wali.
- Ma’unah diberikan kepada orang-orang Mukmin.
- Irhas dianugerahkan kepada calon nabi atau rasul Allah SWT (sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul)
Sedangkan persamaan di antara keempatnya adalah sama-sama berasal dari dan dan atas izin Allah SWT.
Orang-orang yang mendapat mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas dari Allah SWT pantas diteladani hidupnya. Sebab mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas hanya diberikan kepada hamba-hamba pilihan Allah SWT yang teruji ketaqwaan dan amal shalehnya.
HIKMAH MUKJIZAT
Hikmah adanya mukjizat adalah sebagai berikut.
- Melemahkan dan mengalahkan alasan, usaha, dan tipu daya orang-orang yang menentang dakwah Rasul Allah.
- Bagi yang telah percaya kepada kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk memperkuat iman serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
- Membuktikan kebenaran Rasul yang diutus oleh Allah dan ajaran-ajarannya.
HIKMAH KARAMAH, MA'UNAH DAN IRHASH
Hikmah adanya karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
- Mempertebal iman kepada Allah SWT.
- Mendekatkan diri kepada Allah.
- Tidak takut akan kesulitan, karena yakin Allah selalu memberikan pertolongan kepada hambanya yang beriman dan bertakwa.
Demikian, semoga bermanfaat!
Sumber:
- Al-Azhar, Aqidah akhlaq Mts, Gresik: Putra Kembar Jaya.
- Al-Qusyairi, Syarif, Kamus Akbar Arab-Indonesia, Surabaya: Giri Utama, 2009.
- Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro,2000.
- Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
- Jazam, Abdullah; Ridho, Ahmad Rasyid; Hidayat, Masykur, Modul Pembelajaran Akidah Akhlak, Jakarta: Arafah Mitra Utama, 2008.
- Katsir, Ibnu, Kisah Para Nabi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.
0 komentar:
Posting Komentar