Searching...
04 September 2011

Maka Celakalah Orang Yang Shalat

9/04/2011

Alkisah, ada seorang abid dari bani Israil. Dia banyak menghabiskan waktunya dengan beribadah kepada Tuhan di mihrabnya. Suatu hari dia melakukan safar, dan di tengah perjalanannya dia beristirahat sejenak. Ketika waktu shalat tiba, diapun beranjak untuk melaksanakan shalat. Sewaktu hendak memulai shalat, sang abid ini melihat dua orang anak laki-laki remaja sedang mempermainkan seekor ayam. Mereka mencabuti bulu ayam itu satu-per-satu. Jika saja ayam itu dapat berbicara, pastilah lolongannya adalah teriakan minta tolong, tapi yang terdengar adalah suara kokokan yang tidak jelas maknanya.

Sang abid ini hanya tertegun sesaat, lalu melanjutkan niatnya menghadap ke kiblat dan dengan khusyuknya melaksanakan shalat, bermi'raj kepada Tuhannya.

Sementara itu kedua anak tadi, setelah puas, kemudian meninggalkan ayam tersebut - yang tak kuasa lagi mempertahankan hidupnya - lalu mati dengan sangat mengenaskan. 

Belum juga sang abid menyelesaikan mi'rajnya, tiba-tiba petir menggelegar dengan keras, angin bertiup kencang, alam yang sebelumnya tampak cerah tiba-tiba berubah drastis menjadi mendung dan kelabu. Terdengar suara yang bergemuruh dari langit:

"Hai tanah! Tenggelamkan hamba yang durhaka ini, dia telah melakukan kedurhakaan yang sangat, maka celakalah dia!"

Tanah patuh pada titah. Bergetar keras, terbelah, dan tanpa menyisakan waktu sedikit pun bagi sang abid untuk sekedar menyadari apa yang terjadi, tiba-tiba saja telah menariknya jatuh terhempas ke dalam perut bumi dan menimbunnya kembali! 

Kisah ini saya baca dalam buku kisah-kisah tentang shalat, saya terjemahkan secara lepas dari bahasa persia. Kisah ini menceritakan tentang seorang ahli ibadah yang ditenggelamkan Tuhan ke dalam tanah karena lebih asyik dengan ibadahnya sendiri, dan tidak memberikan pertolongan kepada ayam yang sebenarnya ia mampu melakukannya.

Ayam yang dicabuti bulunya satu demi satu akhirnya mati tak tertolong. Tuhan menyebut abid ini sebagai orang yang durhaka, dan dilaknat sebagai orang yang celaka. Kitapun membaca dalam surah al-Maun tentang orang yang shalat tapi dalam pandangan Ilahi ia termasuk hamba-hamba yang celaka. Yakni orang yang dengan shalatnya tidak memberikan pengaruh kepada jiwanya untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain dengan sesuatu yang berguna. Begitupun abid pada kisah ini.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat," (QS. Al-Ma'un[107]:4)

Dalam konteks kekinian, dengan banyaknya orang yang dicabut hak-haknya, kebebasan dan kebahagiannya dirampas begitu saja oleh yang lebih berkuasa, apakah shalat-shalat yang kita lakukan memberikan pengaruh kepada jiwa kita untuk berupaya memberikan pertolongan kepada mereka?

Mereka bukan ayam yang dicabuti bulunya tapi saudara-saudara kita, dari bangsa kita, yakni manusia. Jika kemurkaan Allah kepada abid yang tidak memberikan pertolongan kepada seekor ayam yang didzalimi diwujudkan dalam bentuk menenggelamkannya ke dalam tanah, maka sesungguhnya kemurkaan yang bagaimanakah nanti yang akan kita hadapi karena hanya berdiam diri saja menyaksikan saudara-saudaranya didzalimi?

Seorang teman pernah memperdengarkan sebuah hadits. Katanya, di akhirat nanti semua orang merasa bersyukur kecuali satu golongan. Orang-orang mukmin bersyukur karena menjadi orang mukmin yang bukan sekedar muslim. Orang-orang muslim bersyukur karena tidak termasuk sebagai orang-orang kafir. Orang-orang kafir bersyukur karena tidak termasuk sebagai orang-orang munafik. Dan kaum munafikin bersyukur karena tidak termasuk golongan orang yang melalaikan shalat. Dan satu-satunya golongan yang meratap penuh penyesalan adalah mereka yang lalai dalam shalatnya!

Hadits ini, sampai saat ini belum saya cek kesahihannya, namun kita dapat mengambil hikmah dari kutipan yang katanya hadits ini, bahwa Tuhan murka kepada mereka yang shalat namun lalai pada keadaaan di sekitarnya!

Dan bukankah di sekitar kita dengan sangat mudah dapat dijumpai orang-orang yang sulit mendapatkan makanan karena hak-hak mereka telah dirampas dan dicabuti? Lalu, bagaimanakah dengan shalat kita?


Wallahualam Bisshawab.


[Dari catatan mas Ismail Amin - Blog Abi Az Zahra]

10 komentar:

  1. Saya telah membaca artikel tersebut, Saya tidak yakin siapa penulis Aslinya.

    Yang dimaksud Lalai di sini adalah Sholat yang tidak teratur.
    Contoh : Sholat Subuh enggak, Dzuhur Iya, Ashar Iya, maghrib Enggak, Isya Iya. Akan tetapi ada kalanya kita juga membatalkan Sholat kita, seperti saat ada orang yang bertamu dan mengetok pintu dan mengucap salam terus menerus sedang kita sedang sholat. dibolehkan bagi kita untuk membatalkan sholat dan lalu membukakan pintu kepada tamu, mempersilahkan mereka duduk, dan minta izin untuk melakukan sholat kembali. :)

    Ayam pun makhluk, dan dosa bagi kami kaum muslim menyiksanya, oleh jangankan membukakan pintu, menolong makhluk juga tentu diperbolehkan. Itulah Indahnya Islam wahai Saudaraku :)
    Islam tidak hanya mencintai Manusia, bahkan Hewan, dan Juga tumbuhan :)

    Itu Hanya contoh kecilnya agar mudah untuk dipahami.

    BalasHapus
  2. Saya telah membaca artikel tersebut..
    Yang di maksud lalai dalam sholat yaitu :
    Badannya sholat,badanya melakukan seluruh gerakan,bacaan sholat,Namun hatinya (ruhnya )tidak ikut menghadap allah ( zikir kepada allah )hatinya ingat pasar,hatinya ingat hartanya,ingat pekerjaanya dll sehinnga sholatnya hanyalah gerakan dan bacaan kosong tanpa zikrullah..Nauzzubillah...maka sholatlah kita dengan zhohir dan bathin sbb allah tidak melihat rupa dan bacaan kita namun adakah allah pada saat kita beribadah apapun....

    BalasHapus
  3. Solat adalah sebuah misteri yg perlu dikaji lbih dalam oleh kita.. Allah tdak pernah mengharuskan kita melakukan sesuatu yg wajib tanpa ada artinya. Subhanallah..

    BalasHapus
  4. Selamat memaknai solat trus menerus dan jgn hanya puas dengan bisa smpat melakukan nya.

    BalasHapus
  5. Islam itu mudah dipahami , jangan dpersulit dalam memahami dengan memunculkan pendapat filsafat.

    BalasHapus
  6. bukan pula harus meninggalkan sholat. terus semangat belajar dan berlatih untuk kesempurnaan sholat

    BalasHapus
  7. Makasih, ikut nyimak artikelx....

    BalasHapus
  8. asalamualaikum.,.,
    saya sudah membaca artikelnya bagus.,.,akan tetapi saya disini bukan mau mengeritki akan tetapi hanya mau bertanya.,., orang yang lalai dalam sholatnya.,. Orang-orang kafir bersyukur karena tidak termasuk sebagai orang-orang munafik. Dan kaum munafikin bersyukur karena tidak termasuk golongan orang yang melalaikan shalat. Dan satu-satunya golongan yang meratap penuh penyesalan adalah mereka yang lalai dalam shalatnya!,.,.apakah disini orang yang tidak melakukan sholat sama sekali amalnya lebih baik dan lebih bagus dari pada orang2 yang hanya melakukan sholat yang tidak sempurna seperti 2x sehari atau 3x dalam sehari.,.., terima kasih

    BalasHapus
  9. Kutipan yang baik untuk reprensi..
    Acap kali sy temui ayat ini dan dijadikan dalih bagi pemula belajar sufi dengan dalih tsb menjdi pembelaan diri untuk tidak melaksanakan shalat...
    Mohon untuk penulis memberikan pencerahan tambahan..barang kali jika berkenan
    Terima kasih

    BalasHapus
  10. Kutipan yang baik untuk reprensi..
    Acap kali sy temui ayat ini dan dijadikan dalih bagi pemula belajar sufi dengan dalih tsb menjdi pembelaan diri untuk tidak melaksanakan shalat...
    Mohon untuk penulis memberikan pencerahan tambahan..barang kali jika berkenan
    Terima kasih

    BalasHapus

RANDOM POSTS


Harap kirimi saya artikel baru MADRASAH BANI SYAHAR AL MINHADI via email.

AL-QURAN