Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a meriwayatkan bahwa baginda Rasulullah SAW bersabda: Akan datang dari umatku pada hari Kiamat nanti di mana cahaya mereka seperti cahaya matahari. Kami bertanya: Siapakah mereka itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Mereka itu ialah muhajirin yang miskin. Yang berada teguh dalam kerja-kerja yang sukar di barisan depan. Apabila mereka mati, keinginan mereka turut terpendam di dalam dadanya. Mereka dihimpunkan dari segenap penjuru bumi ini. (HR Musnad Ahmad)

Searching...
03 September 2011

Perbedaan Antara NABI Dan RASUL Menurut Islam

9/03/2011


5 PERBEDAAN ANTARA NABI DAN RASUL
November 16th 2009 by Abu Muawiah | Kirim via Email


Para ulama menyebutkan banyak perbedaan antara nabi dan rasul, tapi di sini kami hanya akan menyebutkan sebahagian di antaranya:

[1]. Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian. Karena tidak mungkin seorang itu menjadi rasul kecuali setelah menjadi nabi. Oleh karena itulah, para ulama menyatakan bahwa Nabi Muhammad -Shalllallahu‘alaihi wasallam- diangkat menjadi nabi dengan 5 ayat pertama dari surah Al-‘Alaq dan diangkat menjadi rasul dengan 7 ayat pertama dari surah Al-Mudatstsir. Telah berlalu keterangan bahwa setiap rasul adalah nabi, tidak sebaliknya.

Imam As-Saffariny -rahimahullah- berkata, “Rasul lebih utama daripada nabi berdasarkan ijma’, karena rasul diistimewakan dengan risalah, yang mana (jenjang) ini lebih ringgi daripada jenjang kenabian”. [Lawami’ Al-Anwar: 1/50]

Al-Hafizh Ibnu Katsir juga menyatakan dalam Tafsirnya (3/47), “Tidak ada perbedaan (di kalangan ulama) bahwasanya para rasul lebih utama daripada seluruh nabi dan bahwa ulul ‘azmi merupakan yang paling utama di antara mereka (para rasul)”.

[2]. Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.
Allah -’Azza wa Jalla- menyatakan bahwa yang didustakan oleh manusia adalah para rasul dan bukan para nabi, di dalam firman-Nya:

ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَى كُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا كَذَّبُوهُ
“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya." (QS. Al-Mu`minun:44)

Dan dalam surah Asy-Syu’ara` ayat 105, Allah menyatakan:

كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul”.

Allah tidak mengatakan “Kaum Nuh telah mendustakan para nabi”, karena para nabi hanya diutus kepada kaum yang sudah beriman dan membenarkan rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang diceritakan oleh Nabi Shalllallahu‘alaihi wasallam:

كَانَتْ بَنُوْ إِسْرَائِيْلَ تَسُوْسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ
“Dulu bani Isra`il diurus(dipimpin) oleh banyak nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, maka digantikan oleh nabi setelahnya”. [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah]

[3]. Syari’at para rasul berbeda antara satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syari’at baru. Allah -Subhanahu wa Ta’ala menyatakan:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا
“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS. Al-Ma`idah:48)

Allah mengabarkan tentang ‘Isa bahwa risalahnya berbeda dari risalah sebelumnya di dalam firman-Nya:

وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ
“Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang dulu diharamkan untuk kalian.” (QS. Ali ‘Imran:50)

Nabi Muhammad -Shalllallahu‘alaihi wasallam- menyebutkan perkara yang dihalalkan untuk umat beliau, yang mana perkara ini telah diharamkan atas umat-umat sebelum beliau:

وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمَ وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا
“Dihalalkan untukku ghonimah dan dijadikan untukku bumi sebagai mesjid (tempat sholat) dan alat bersuci (tayammum)”. [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir]

Adapun para nabi, mereka datang bukan dengan syari’at baru, akan tetapi hanya menjalankan syari’at rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi Bani Isra`il, kebanyakan mereka menjalankan syari’at Nabi Musa ’alaihis salam.

[4]. Rasul pertama adalah Nuh -’alaihis salam-, sedangkan nabi yang pertama adalah Adam -’alaihis salam-.

Allah -’Azza wa Jalla- menyatakan:

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang setelahnya”. (QS. An-Nisa`:163)

Dan Nabi Adam berkata kepada manusia ketika mereka meminta syafa’at kepada beliau di padang mahsyar:

وَلَكِنِ ائْتُوْا نُوْحًا فَإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُوْلٍ بَعَثَهُ اللهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ
“Akan tetapi kalian datangilah Nuh, karena sesungguhnya dia adalah rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi”.[HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik]

Jarak waktu antara Adam dan Nuh adalah 10 abad sebagaimana dalam hadits shohih yang diriwayatkah oleh Ibnu Hibban (14/69), Al-Hakim (2/262), dan Ath-Thobarony (8/140).

[5]. Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya, sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surah Al-Baqarah ayat 91:

فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian orang-orang yang beriman?”.

Juga dalam firman-Nya:

وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ
“Mereka membunuh para nabi tanpa haq”. (QS. Al-Baqarah : 61)

Allah menyebutkan dalam surah-surah yang lain bahwa yang terbunuh adalah nabi, bukan rasul.



CATATAN:

Perbedaan Nabi dan Rasul
Penjelasan Syaikh Shalih Alu Syaikh hafizhahullah yang di terjemahkan dari buku Syarah Tsalatsatul Ushul, terdapat perbedaan antara seorang nabi dan rasul, karena tidak semua nabi adalah rasul, namun setiap rasul pasti nabi.

Apa yang membedakan antara Nabi dan Rasul?

Rasul adalah utusan Allah yang mendapatkan wahyu/risalah atau kitab suci dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada kaum yang menentang dan mengingkari risalah yang diembannya.

Sedangkan Nabi adalah seorang yang mendapatkan wahyu untuk menjalankan syari’at bagi dirinya sendiri atau untuk disampaikan kepada suatu kaum yang tidak mengingkarinya, atau dengan kata lain kaum tersebut telah menjalankan syariat yang selaras dengan risalahnya. Hal ini dapat dilihat sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi Bani Israil, ketika para nabi tersebut wafat maka mereka digantikan oleh seorang nabi yang menyampaikan risalah kepada kaum Bani Israil yang telah menjalankan syariat nabi sebelumnya sehingga nabi yang datang kemudian hanya meneruskan syariat yang lalu atau melengkapi syariat nabi sebelumnya.

Namun terkadang risalah yang diwahyukan kepada seorang nabi hanya diperuntukkan bagi dirinya sendiri, berdasarkan hal ini para ulama menjelaskan di antara sebab seorang nabi tidak memiliki pengikut sebagaimana yang ditunjukkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أن النبي يأتي يوم القيامة و ليس معه أحد
“Dan akan datang seorang nabi pada hari kiamat kelak tanpa seorang pun yang mengikutinya.”

Adalah karena tidak ada seorang pun dari kaumnya yang menerima seruannya atau karena risalah yang dia terima hanya diperuntukkan bagi dirinya sendiri.



0 komentar:

Posting Komentar

:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Klik untuk melihat kode!
Untuk insert emoticon anda harus menyisakan sediktnya satu spasi sebelum meletakkan kode.

RANDOM POSTS

  • Siapa Bilang Umat Islam Menyembah Ka'bah?
    Banyak kalangan di luar Islam yang tidak mengerti apa-apa tenang Islam, atau mengerti serba sedikit tapi sama sekali yang tidak faham tentang konsep ketuhanan dalam ajaran Islam kerapkali…
  • Agenda Penghancuran Islam
    Perkembangan jaringan internet di dunia sangatlah pesat. Saking pesatnya kemajuan dan pemanfaatan ini, internet menjadi salah satu sarana sebagian orang-orang jahat untuk menunjukkan secara…
  • Al-Quran, Tentang Cara Allah Menyebut Diri-Nya
    Persoalan sangat simpel tapi (seolah-olah) tidak pernah dapat dimengerti oleh kristen abangan penghujat Islam dalam Al-Quran adalah “dhamir”, atau kata ganti.Al-Quran adalah firman Allah.…
  • Hukum Qisas Dalam Islam
    Qisas yang selama ini kita ketahui terkadang masih dianggap sebagai sesuatu yang sangat angker, menakutkan, dan tidak manusiawi, sehingga timbul sikap yang dinamakan “Islam phobia“.…
  • Definisi As-Sunnah
    Syariat yang telah sempurna ini adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam makna umum. Adapun sunnah itu sendiri, terbagi menjadi empat definisi: PERTAMASesungguhnya,…
  • Mari belajar Islam
    Simak ratusan kasus tanya-jawab seputar ajaran Islam asuhan ustadz Chandraleka yang sangat variatif, mulai dari masalah sehari-hari sampai kepada masalah-masalah yang mungkin tidak pernah…

Harap kirimi saya artikel baru MADRASAH BANI SYAHAR AL MINHADI via email.

AL-QURAN


  • Jaminan Sorga Bagi Nabi Muhammad Saw Dan Umatnya
    Allah memberikan jaminan bahwa Nabi Muhammad akan masuk sorgaAgar Allah mengampuni dosamu (Muhammad) yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmatNya kepadamu dan menunjukimu jalan yang lurus. (QS. 48:2)Allah memberikan jaminan…
  • Alam Jin Menurut Al-Quran Dan Hadits
    Alam Jin Menurut Al Qur'an dan As Sunnah(Menjawab: Dialog Dengan Jin Muslim)Penulis: Abdul Hakim bin Amir AbdatPenerbit: Darul QalamCetakan: IITahun: 2004Halaman: ii + 146[ISI BUKU]Buku ini memuat bantahan terhadap buku yang ditulis oleh seorang…
  • Al-Quran, Tentang Surah Makkiyah Dan Surah Madaniyah
    LATAR BELAKANGAl-Qur’an merupakan kitab suci sekaligus sumber rujukan utama bagi umat Islam. Memahami kandungan Al-Qur’an tentu akan sangat bermanfaat sekali karena di dalam alqur’an tidak semata memuat masalah-masalah keimanan, ibadah, dan sejarah…
  • Al-Quran, Tentang Tuduhan Sebagai Karangan Nabi Muhammad Saw
    Tidak henti-hentinya kaum kuffar melancarkan tuduhan bahwa Al-Qur'an adalah karangan Nabi Muhammad Saw.Untuk yang kesekian kalinya, mari sama-sama kita simak lagi yang berikut ini:Salah satu nama indah Al-Qur’an adalah At-Tanzil. Tahukah anda apa…
  • Tafsir Al-Quran Ibnu Katsir
    Sesungguhnya memahami Kalamullah adalah cita-cita yang paling mulia dan taqarrub (pendekatan diri kepada Allah) yang paling agung. Amalan ini telah dilakukan shahabat, tabi’in dan murid-murid mereka yang menerima dan mendengar langsung dari…
  • Al-Quran, Tentang Teori Big Bang
    Allah berfirman:"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah…
  • Al-Quran, Tentang Tudingan KONTRADIKSI Pada Ayat-Ayatnya [2]
    Ini cuma file jawaban untuk tudingan CENDOL BASI "sotoy" yang terus berulang sejak jaman purba hingga hari ini dari laskar kristus odong-odong yang mengira copasan dari situs abal-abal kristen dapat dijadikan hujah untuk menuduh adanya kontradisksi…