Dari Abdullah bin Umar r.huma meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: Barangsiapa yang belajar ilmu untuk maksud lain selain dari ridha Allah SWT (umpamanya untuk mencari kemuliaan, kemasyuran harta dan lain-lain) maka hendaklah dia memesan tempatnya di neraka Jahanam. (HR Tirmizi)

Searching...
20 April 2011

Menjaga Amanah

4/20/2011

Allah Ta’ala berfirman:


إِنَّا عَرَضْنَا الأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً

“Sesungguhnya kami menawarkan amanah (penyembahan) ini kepada langit-langit, bumi, dan gunung-gunung, akan tetapi mereka semua enggan menerimanya dan merasa berat dengannya. Lalu kemudian amanah ini diterima oleh manusia, sungguh manusia adalah makhluk yang zhalim lagi bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyampaikan amanah-amanah itu kepada pemiliknya.” (QS. An-Nisa`: 58)

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الأَمِينُ

“Sesungguhnya orang terbaik yang kamu pekerjakan adalah orang yang kuat lagi amanah.” (QS. Al-Qashash: 26)

Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ لأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ

“Dan orang-orang yang menjaga amanah dan janji mereka.” (QS. Al-Ma’arij: 32)

Yakni: Ini adalah sifat dari orang-orang yang beriman.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:


بَيْنَما النبيُّ صلى الله عليه وسلم فِي مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ, جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَقالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يحدثُ. حَتَّى إِذا قَضَى حَدِيْثَهُ قال: أَيْنَ السّائِلُ عَنِ الساعةِ؟ قالَ: هَا أَنا يَا رسولَ اللهِ. قالَ: إِذا ضُيِّعَتِ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السّاعَةَ، قال: كَيْفَ إِضاعَتُها؟ قال: إِذا وُسِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السّاعَةَ

“Ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam berada dalam sebuah majelis dan berbicara kepada sekelompok orang, ada seorang Arab badui yang datang lalu bertanya, “Kapan hari kiamat?” Tapi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terus saja berbicara. Setelah beliau selesai berbicara, beliau bertanya, “Dimanakah orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?” Dia menjawab, “Saya di sini wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Jika amanah telah ditelantarkan maka tunggulah hari kiamat.” Dia kembali bertanya, “Bagaimana amanah ditelantarkan?” Beliau menjawab, “Jika urusan sudah diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulah hari kiamat.” [HR. Al-Bukhari: 1/57]

Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dia berkata: Sangat jarang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkhutbah di hadapan kami kecuali beliau bersabda di dalamnya:

لا إِيْمانَ لِمَنْ لا أَمانَةَ لَهُ، ولا دِيْنَ لِمَنْ لا عَهْدَ لَهُ “Tidak ada iman orang yang tidak punya amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya.” [HR. Ahmad no. 12787 dan sanadnya dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Al-Misykah: 1/17]

Amanah adalah sesuatu yang sangat besar lagi sangat berat, karenanya Allah Ta’ala mencela manusia tatkala mereka menerima amanah Allah padahal mereka adalah makhluk yang lemah. Hanya saja tatkala manusia telah menerima amanah, baik amanah dari Allah maupun dari sesama makhluk, maka Dia memerintahkan untuk menjaga dan menyalurkannya kepada pemilik serta memuji siapa saja yang berhasil menyelesaikan amanahnya.

Akan tetapi seiring dengan semakin dekatnya hari kiamat dimana keimanan semakin berkurang, maka demikian pula sifat amanah juga ikut berkurang. Karena amanah dan memenuhi janji itu berbanding lurus dengan keimanan dan agama yang baik. Karenanya Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah ketika setiap urusan diserahkan kepada selain ahlinya. Para pencuri diserahi amanah untuk mengumpulkan harta kaum muslimin, orang yang zhalim diserahi amanah menjaga dan melindungi kaum muslimin, para pelawak dan artis diserahi tugas mengajarkan agama kepada kaum muslimin melalui lawakan dan aktingnya, dan orang yang jahil terhadap agama ditempatkan di posisi pemberi fatwa, dan seterusnya, wal ‘iyadzu billah.

[Dari Al-Atsariyyah]

1 komentar:

  1. blog anda bagus..
    ya walaupun saya baru ngeblog >>>

    dan jika berniat liat blog saya kunjungin balik ya

    BalasHapus
:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Klik untuk melihat kode!
Untuk insert emoticon anda harus menyisakan sediktnya satu spasi sebelum meletakkan kode.

RANDOM POSTS

  • Sekelumit Tentang Jin
    Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan yang berarti…
  • Akankah Amalku Diterima?
    Beramal shalih memang penting karena merupakan konsekuensi dari keimanan seseorang. Namun yang tak kalah penting adalah mengetahui persyaratan agar amal tersebut diterima di sisi Allah.…
  • Benarkah Islamophobia Itu Memang Ada?
    Jauh sebelum tragedi 11 September, hubungan antara dunia barat (Amerika dan sekutunya) dan dunia Islam memang sudah tidak dapat dikatakan harmonis. Sejarah mencatat, pertikaian barat dan…
  • Al-Quran, Tentang Taurat Yang Dipalsukan
    Seorang debater kristen menulis begini:MUSLIM BERPENDAPAT TAURAT ITU PALSU!PADAHAL YANG DI DENGAR OLEH MUHAMMAD SAW WAKTU BELIAU MASIH HIDUP JUGA TAURAT.Pertanyaan: YANG DIBACA ATAU…
  • Bukti Islam Memuliakan Wanita
    Berbekal pengetahuan tentang Islam yang tipis, tak sedikit kalangan yang dengan lancangnya menghakimi agama ini, untuk kemudian menelorkan kesimpulan-kesimpulan tak berdasar yang…
  • Ciri-Ciri Wanita Penghuni Sorga
    Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan…

Harap kirimi saya artikel baru MADRASAH BANI SYAHAR AL MINHADI via email.

AL-QURAN